Rabu, 14 Mei 2014

UN 2014 SUSAH YA? ini menurut saya



Selamat pagi dunia, 15 Mei 2014
Dari tulisan ini saya ingin menanggapi apa yang dikeluhkan oleh ssiswa SMP dan SMA kemarin setelah UN. Sebagian besar, mayoritas siswa SMP dan SMA mengeluh, betapa sulitnya soal UN yang menentukan nasib kelulusan mereka dari sekolahnya kemudian melanjutkan kejenjang yang berikutnya. Tahun 2014 ini “katanya” menggunakan soal standar internasional. Terdapat 20 paket soal yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang sama. Setelah UN selesai semua siswa pada berkoar-koar di media sosial, mengeluh kepada guru, dan memaki seorang menteri? Mengkhawatirkan apa gunanya sekolah selama 3 tahun yang telah ia tempuh. Menurut saya benyak yang tidak sesuai dengan jalan pikiran saya terhadap apa yng mereka keluhkan. Dulu saya sudah sempat bilang bahwa untuk apa kalian susah-susah sekolah, membayar mahal, menghabisskan waktu, dan segala sesuatu yang merepotkan ketika kalian memutuskan untuk sekolah. Sekolah bukanlah suatu budaya trend dimasyarakat, sekolah bukan kewajiban yang mutlak untuk kalian memperoleh masa depan yang cerah. Banyak orang yang tidak sekolah tetapi mereka juga sukses. Llau apa alsan kalian melakukan aktivitas ‘kependidikan itu’?? diakhir jalan ketika kalian ngin mengaakhiri masa kalian sebagai ssiswa pun sangat berliku-liku.
Apa pantas kalian selalu berkoar-koar di segala dunia, mengeluhkan betapa kasihannya hidup kalian? Apakah kalian tidak berpikir dulu untuk apa kalian berkata panjang lebar dengan harapan akan ada jalan yang lebih mudah? Apalagi saya lebih ironis ketika saya membaca tulisan “apa gunanya sekolah 3 tahun jika soal UN-nya seakan tidak ada yang diajarkan selama 3 tahun itu? “ dari kalimat itu saya menyimpulkan bahwa orientasi kalian untuk sekolah hanyalah untuk mencari ilmu yang dikarang oleh manusia, mengotak-atik rumus fisika, matematika, mengahfalkan nama latin tanaman dan tumbuhan, belajar berbicara bahasa Indonesia yang soapn dan baik, mereaksikan senyawa-senyawa kimia yng entah akan menjadi apa, belajar sosial masyarakat yang ada di sekitar kalian, belajar batuan bumi, mengitung ketinggian gunung, dan lain sebagaiannya, itu namanya ilmumenurut kalian??? Belajar selama 3 tahun yang kalian dapatkan hanya itu? Menurut saya, tidak ada masalah kita belajar 3 tahun meskipun tidak ada 1 materipun yang diajarkan untuk menetukan kelulusan kalian. Yang terpenting adalah APAKAH PESAN MORAL SETELAH KALIAN MELEWATI 3 TAHUN YANG MELELAHKAN ITU. Apa kalian tidak memikirkan apa yang membuat kalian berani memaki sesorang atas carut marutan UN ini? Ya, kedewasaan kalian yang telah terbentuk salam kalian sekolah 3 tahun yang lalu. Itu yang terpenting bukan semata-mata hanya teori yang gak jelas itu? Jujur saya khawatir jika seluruh siswa seperti kalian ini berpikiran yang sama  bahwa sekolah selama 3 tahun itu sia-sia. Miris.  Dunia tidak sesempit yang kalian pikirkan, UJIAN DUNIA LEBIH KERAS DENGAN UN YANG KALIAN KERJAKAN.  
Sekarang saya ingin menanggapi mengenai keluhan kalian yang kalian tujukan kepada 1 ORANG MENTERI PENDIDIKAN. Kalian tau dia juga manusia biasa seperti kalian yang kesulitan menjawab UN. Semetara yang membuat kebijakan UN tersebut buka hanya di a seorang. Apakah kalian pernah tentang bagaimana sistempelaksanaan UN ini di kemeterian. Saya kasihan dengan pak menteri begitu banyak anak muda yang lebih muda darinya berani mencaci maki orang yang lebih tua. Jangan salah kan pemimpinnya, salahkan pada sistemnya. Sistem yang membuat sekan-akan semua menjadi rumit. Walaupun yang membuat sistem itu manusia termasuk pak menteri juga tetapi menurut saya tidak sepantasnya kalian hanya menyalahkan pak menteri. Saya pernah menjadi kelas 3 SMA , sekitar 1 tahun yang lalu, dan bagaimana mengahadapi soal UN yang tidak ssesulit tahun ini. Lalu apa yang kalian tanaykan? Apa yang kalian harapkan jika keluhan kalian itu benar-benar di dengar oleh pak menteri.
Soal UN yang berstandar internasional itu menurut saya memang sangat menyulitkan siswaa, tapi jika kalian sesorang yang bijak, mengahargai masa depan dan moral, pastinya kalian akan menemukan pesan moral didalamnya.
Bahwa “UJIAN YANG DIBUAT TUHAN AKAN JAUH LEBIH SULIT DARI UJIAN YANG DIBUAT OLEH SEORANG MANUSIA, MESKIPUN MANUSIA ITU MEMILIKI IQ 1000”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar