Selamat pagi dunia, 15 Mei 2014
Dari
tulisan ini saya ingin menanggapi apa yang dikeluhkan oleh ssiswa SMP dan SMA
kemarin setelah UN. Sebagian besar, mayoritas siswa SMP dan SMA mengeluh,
betapa sulitnya soal UN yang menentukan nasib kelulusan mereka dari sekolahnya
kemudian melanjutkan kejenjang yang berikutnya. Tahun 2014 ini “katanya”
menggunakan soal standar internasional. Terdapat 20 paket soal yang
berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang sama. Setelah UN selesai semua siswa
pada berkoar-koar di media sosial, mengeluh kepada guru, dan memaki seorang
menteri? Mengkhawatirkan apa gunanya sekolah selama 3 tahun yang telah ia
tempuh. Menurut saya benyak yang tidak sesuai dengan jalan pikiran saya
terhadap apa yng mereka keluhkan. Dulu saya sudah sempat bilang bahwa untuk apa
kalian susah-susah sekolah, membayar mahal, menghabisskan waktu, dan segala
sesuatu yang merepotkan ketika kalian memutuskan untuk sekolah. Sekolah bukanlah
suatu budaya trend dimasyarakat, sekolah bukan kewajiban yang mutlak untuk
kalian memperoleh masa depan yang cerah. Banyak orang yang tidak sekolah tetapi
mereka juga sukses. Llau apa alsan kalian melakukan aktivitas ‘kependidikan itu’??
diakhir jalan ketika kalian ngin mengaakhiri masa kalian sebagai ssiswa pun
sangat berliku-liku.
Apa
pantas kalian selalu berkoar-koar di segala dunia, mengeluhkan betapa
kasihannya hidup kalian? Apakah kalian tidak berpikir dulu untuk apa kalian
berkata panjang lebar dengan harapan akan ada jalan yang lebih mudah? Apalagi saya
lebih ironis ketika saya membaca tulisan “apa gunanya sekolah 3 tahun jika soal
UN-nya seakan tidak ada yang diajarkan selama 3 tahun itu? “ dari kalimat itu saya
menyimpulkan bahwa orientasi kalian untuk sekolah hanyalah untuk mencari ilmu
yang dikarang oleh manusia, mengotak-atik rumus fisika, matematika,
mengahfalkan nama latin tanaman dan tumbuhan, belajar berbicara bahasa
Indonesia yang soapn dan baik, mereaksikan senyawa-senyawa kimia yng entah akan
menjadi apa, belajar sosial masyarakat yang ada di sekitar kalian, belajar
batuan bumi, mengitung ketinggian gunung, dan lain sebagaiannya, itu namanya
ilmumenurut kalian??? Belajar selama 3 tahun yang kalian dapatkan hanya itu? Menurut
saya, tidak ada masalah kita belajar 3 tahun meskipun tidak ada 1 materipun
yang diajarkan untuk menetukan kelulusan kalian. Yang terpenting adalah APAKAH
PESAN MORAL SETELAH KALIAN MELEWATI 3 TAHUN YANG MELELAHKAN ITU. Apa kalian
tidak memikirkan apa yang membuat kalian berani memaki sesorang atas carut
marutan UN ini? Ya, kedewasaan kalian yang telah terbentuk salam kalian sekolah
3 tahun yang lalu. Itu yang terpenting bukan semata-mata hanya teori yang gak
jelas itu? Jujur saya khawatir jika seluruh siswa seperti kalian ini berpikiran
yang sama bahwa sekolah selama 3 tahun
itu sia-sia. Miris. Dunia tidak sesempit
yang kalian pikirkan, UJIAN DUNIA LEBIH KERAS DENGAN UN YANG KALIAN KERJAKAN.
Sekarang
saya ingin menanggapi mengenai keluhan kalian yang kalian tujukan kepada 1
ORANG MENTERI PENDIDIKAN. Kalian tau dia juga manusia biasa seperti kalian yang
kesulitan menjawab UN. Semetara yang membuat kebijakan UN tersebut buka hanya
di a seorang. Apakah kalian pernah tentang bagaimana sistempelaksanaan UN ini
di kemeterian. Saya kasihan dengan pak menteri begitu banyak anak muda yang
lebih muda darinya berani mencaci maki orang yang lebih tua. Jangan salah kan
pemimpinnya, salahkan pada sistemnya. Sistem yang membuat sekan-akan semua
menjadi rumit. Walaupun yang membuat sistem itu manusia termasuk pak menteri
juga tetapi menurut saya tidak sepantasnya kalian hanya menyalahkan pak
menteri. Saya pernah menjadi kelas 3 SMA , sekitar 1 tahun yang lalu, dan
bagaimana mengahadapi soal UN yang tidak ssesulit tahun ini. Lalu apa yang
kalian tanaykan? Apa yang kalian harapkan jika keluhan kalian itu benar-benar
di dengar oleh pak menteri.
Soal
UN yang berstandar internasional itu menurut saya memang sangat menyulitkan
siswaa, tapi jika kalian sesorang yang bijak, mengahargai masa depan dan moral,
pastinya kalian akan menemukan pesan moral didalamnya.
Bahwa
“UJIAN YANG DIBUAT TUHAN AKAN JAUH LEBIH SULIT DARI UJIAN YANG DIBUAT OLEH
SEORANG MANUSIA, MESKIPUN MANUSIA ITU MEMILIKI IQ 1000”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar