Sabtu, 30 April 2016

SMA,

Bagaimana saya bisa menjelaskan memori-memori selama 2 tahun terseut. Yaaa.. rasanya terlalu singkat untuk masa sekolah paling manis yaitu SMA. Konflik bantin maupun fisik rasanya semakin kurang selama 2 tahun tersebut. Kebanyakan orang selalu mengingat-ingat masa-masa disaat SMA. Aku pun begitu meskipun tidak sampai 3 tahun. Sebuah atmosfer yang tidak biasa, ruang yang bisa di bilang istimewa, suatu perkawanan yang banyak cerita, dan semua terukir hanya dengan 2 tahun. 

Ingatanku masih segar dengan segala sesuatu yang terjadi selama 2 tahun itu. waktu itu, aku sudah mulai ingin menampakkan diri sebagai orang yang berpandangan berbeda. setiiap hari pulang sore tanpa kegiatan yang jelas, tidur di kelas, membuat PR di kelas dan mencootek PR orang lain, curang saat melakukan kocokan tempat duduk hingga bisa dikata orang yang duduk disampiingku adalah tumbal bbagi para laki-laki, oleh sebab itu sangat jarang aku duduk bersebalahan dengan laki-laki, mengantri fotokopi catatan saat akan mau ulangan, UTS, atau UAS, menjadi agen rahasia guru BP untuk memantau tingkah laku anak-anak sekelas, tidak pernah melakukan piiket bersih-bersih kelas, selalu menjadi yang paling repot jika ada kerja bakti kelas, selalu ada konflik antara 2 kubu cewek, selalu membuat sekat sendiri-sendiri, sering bertengkar mulut di kelas, bermain UNO dengan tantangan yang sering membuat kelas berantakan sekali, menonton film bersama di kelas, selalu membuat marah Guru karena tidak mengerjakan PR atau nilai ulangan yang sangt-sangat jelek, semua takut dengan mata pelajaran biologi, selalu menawar tugas dan nilai dengan Guru, jarang main ketika weekend tetapi setiap hari selalu pulang sore yang dihabiskan dengan mengobrol saja, setiap jam kosong ke Kantin, olahraga setiap minggu yang kadang semua malas, khanya 2 kali menjadi petugas upacara, kisah-kisah per-suka-an anak-anak, konflik pertemanan yang klasik, apabila ada tugas kelompok selalu bersaing menjadi yang terbaik, yang menjadi juara 1 memang benar-benar pintar, selalu menawar dengan petugas yang menulis absesnsi sholat wajib dan dhuha, selalu banyak sampah di laci meja,  loker kelas yang isinya entah apa saja, jarang melakukan belajar kelompok karena akhir-akhirnya hanya ngobrol tanpa output yang memadai, selalu banyak kata orang di belakang, selalu membawa makanan dari kantin untuk makan di kelas, menu favorit tempe+soto+es teh, pelajaran yang paling dinant adalah fisika karen abertemu dengan ibu wali kelas, selama 2 tahun 3 kali ganti ketua kelas dengan masa jabatan 8 bulan, tidak pernah dianggap oleh kelas lain maupun angkatan lain buktinya sama sekali tidak mendapat undangan buka bersama baik dari angkatan 2011 maupun 2010, dikenal dengan kelas penjara karena ada pintu tralisnya, selalu saja ada keisengan dengan membuat parade motor diparkiran dengan sekenanya, dalam 1 kelas yang mengikuti lomba atau olimpiade karena sibuk mengejar nilai di rapot, selalu me-ngemper ketika pengambilan rapot oleh wali murid, dan orang tua ku selalu datang terlambt untuk mengambil rapotku, sok-sok an sopan dan santun didepan wali murid teman, selalu menggoda dengan menyebut nama bapaknya.
 
Dan masih banyak lagi cerita yang tak cukup untuk ditulis.....
Liburan ke Bali menjadi salah satu memori yang sangat terekam dengan jelas. Sewakttu itu aku berniat tidak ikut karena aku merasa akan memberatkan kedua orangtuaku, namun apabila ada 1 anak yang tidak ikut maka liburan ke Bali sekelas akan batal, dan akhirnya aku dibantu biaya oleh teman-teman dan akhirnya aku ikut berlibur ke Bali dengan teman-teman 1 sekelas yang hanya berjumlah 24 anak. Foto dan segala kenangan sewaktu di Bali masih sangat aku simpan. Hal yang paling tidak mengenakkan buatku ketika di Bali yaitu barang belanjaanku yang sangat-sangat banyak, melebihi mereka yang memiliki uang saku lebih, itu sebenarnya bukan punya ku semua, banyak saudaraku yang  menitip oleh-oleh sehingga aku harus belanja banyak sekali. Saat itu aku juga merasa tidak enak dengan teman-teman, awalnya alasanku tidak ikut ke Bali karena aku tidak mempunyai cukup uang, tapi ketika di Bali aku malah memborong banyak barang dan sok-sok an turis. Maaf kan saya waktu itu yang membuat kalian salah paham.

Sebenarnya  hal yang paling membekas di memoriku bukanlah saat-saat di Bali, akan tetapi saat—saat berencana ke Bali, bagaimana ketua kelas pada saat itu meyakinkanku untuk ikut ke Bali sampai-sampai ada drama aku menangis di Kamar Mandi, bukan karena aku malu karena dibujuk untuk ikut, tetapi karena seseorang itu membuat hatiku tidak enak pada waktu itu. tepat di depan pintu kelas aku bernegosiasi, aku tak bissa berkata apa-apa selain mengiyakan ajakan itu, tetapi sebenarnya sangat sulit buat saya waktu itu..
Liburan kedua yang hanya diikuti oleh satu kelas dan gratis adalah liburan terakhir setelah ujian nasional, yaitu liburan ke Malang, watu itu aku tidak ikut karena masih berada di Bogor untuk melakukan seleksi Perguruan Tinggi.
Hal yang paling membuatku merasa bersalah saat SMA hingga sekarang adalah aku meninggalkan sahabatku yang dari awal sampai akhir selalu memberi perhatian yang lebih kepadaku. Aku malah mencari sahabat lain yang aku pikir setara dengan ku dan nyambung dengan ku. Dia adalah orang yang sangat baik kepadaku, aku masih ingat sekali sewaktu masuk hari pertama setelah MOS aku dan dia janjian berangkat pagi dan duduk bersebelahan di hari pertama sekolah di SMA. Sewaktu itu dia merasa gerogi dan terus-menerus memperbaiki penampilannya. Dengan nada malu-malu dia bercerita kalau dia menyukai seseorang yaitu teman satu kelas kita yang baru, di hari pertama sekolah di memberikanku cerita yang sangat rahasia menurutku dari dia, waktu itu aku hanya mengabaikannya saja karena aku sedikit tidak percaya mengapa dia bisa suka dengan orang seperti itu, sebelum dia mengenalnya lebih jauh. Perjalanan awal SMA kami sangat lah dekat, sangat bersahabat bahkan kami main ke Solo naik bis, dia selalu mengantarkanku ke pangkalan bis, selalu memberiku tumpangan untuk singgah dirumahnya, bahkan kedua orang tuanya pun sangat baik dengan ku. Aku merasa bersalah hingga sekarang dengannya, karena semua kebaikannya kepada sama sekali pernah aku balas, aku malah menyampakkannya dengan meninggallkan dia dengan orang yang tidak cocok denganku aku malah membiarkannya sendirian dan akhirnya dia mencari persigahan pertemanan sendiri.  
Jika ditanya kenapa aku dulu sangat jahat kepadanya, aku juga tak tau banyak faktor yang  membuatku semakin lama semakin jauh dengan dia, ketika dia punya teman yang lain aku juga memiliki teman yang lain pula, ketika dia ditinggal dengan temannya aku masih asik dengan temanku yang lain, sampai akhirnya dia mencari-cari sendiri kenyamanannya tanpa aku. Sungguh sangatlah bersalah aku, aku yang dulu awalnya tahu banyak hal tentang rahasianya dia semakin lama aku semakin tidak tau apa-apa tentang kabarnya dia, sampai-sampai dia mengalami segala konflik sendirian dan aku juga masih asik dengan temanku yang lain. Hal yang paling menusuk hatiku adalah ketika dia menulis cerpen yang merupakan tugas bahasa indonesia untuk dikumpulkan. Dia menulis tentang persahabatan yang aku sungguh merasa sekali itu untukku, tapi dalam cerpen ku aku malah menulis imajinasiku sendiri tanpa aku berpikir tentang dia. Tetapi dia selalu berpikir tentang aku yang masih menjadi sahabatnya walaupun aku sangat jahat dengan dia meninggalkan begitu saja. Dan kemudian hari dia mengalami musibah, yaitu kecelakaan, aku bukanlah orang pertama yang ada disampingnya saat itu tapi teman lainnya, waktu itu aku masih bersyukur karena ada yang mengdampingi dia walaupun bukan aku. Aku masih bersyukur mendengar kejadian itu secara cepat sehingga aku masih bisa menyusulnya di ruang UGD dengan keadaan dia yang linglung. Waktu itu banyak orang diruangan UGD, orang tuanya, teman-teman lainnya, ada aku di barisan paling belakang, tetapi ternyata dia masih melihatku ddi barisan paling belakang, dia memanggil namaku dengan keadaan yang tidak sadar, dengan keadaan yang aku kira dia amnesia, dengan keadaan aku menangis didepannya karena merasa bersalah aku telah melakukan hal yang sangat jahat kepada dia. Aku yang tidak kuat melihatnya hanya bisa menangis takut ddi barisan paling belakang, air mata ku mengalir, tetapi tidak sederas yang lain, aku tau aku salah besar kenapa aku hanya menangis sedikit. Tapi aku masih tidak tau kenapa. Syukurlah dia baik-baik saja, kondisi yang linglung tadi karena dia syok dengan kecekalaan yang menimpanya, aku sangat ketakutan waktu ituu tapi untunglah keadaan dia masih baik-baik saja.
Mungkin masalah lain yang juga menjadi faktor kenapa aku dan dia semakin jauh karena kita meenyukai orang yang sama. Ya aku kena karma, aku juga menyukai orang yang dulu aku remehkan kenapa dia bisa menyukai orang itu, dan akhirnya aku juga menyukainya. Akan tetapi ternyata dibalik itu semua kedekatan antara dia dan orang itu lebih jauh daripada aku yang hanya sekedar sapa hai. Waktu itu aku merasa aku sangat tidak suka entah kenapa tapi aku merasa aku selalu kalah dengan dia. Tetapi aku sadarr bahwa pikiran itu harusnya tidak muncul di otakku, karena pada dasarnya memang dia yang berhak duluan dan berhak dengan siapa saja. Aku tau persis dia akhirnya mengalah untuk teman lainnya yang juga suka dengan orang itu, begitu baiknya dia yang waktu itu ia di caci karena dianggap merebut. Aku semakin bersalah, karena aku terlalu mendengar kata orang lain pada waktu itu tanpa mencoba mendengarkan penjelasan dari dia. Maaf kan aku...

Sampai akhirnya awal perjalanan akhir SMA, dia sangat optimis dengan cita-citanya dan sementara aku hanya pesimis dengan keinginan aku. Aku pikir aku sudah tidak bisa lagi menyatuka pikiran dengan dia. Dia punya tujuan sendiri yang sangat dia perjuangkan, sedangkan aku hanya pasrah pada apa yang diberi oleh Tuhan, aku hanya pasrah dengan segalaa kemampuanku yang terbatas. Dan akhirnya dia dapatkan mimpinya itu dan aku masih dalam kepesimisanku. Semakin jauhlah aku dan dia. Dan akkhirnya sekarang kita dalam satu kota yang hanya bertemu 2 kali selama 3 tahun aku dan dia berada di kota yang sama dengan kenangan yang demikian. Dan kalian tau siapa yang duluan menghubungi untuk bertemu, yaitu dia, aku tidak, 1 lagi kesalahan terbesarku kepada nya.

Setelah pertemuan kita yang terakhir beberapa tahun terakhir itu sebenarnya aku sangat ingin sekali mengubunginya dan bertemu dengannya, tetapi ternyata nyaliku tidak cukup berani untuk menemuinya dengan segala perasaan bersalahku itu, meskipun itu sudah dulu dan sangat dulu tapi itu terlalu membekas di aku, aku yang sebagai orang jahat saja masih merasa bersalah bagaiman dia yang aku jahati pasti rasa kecewa nya pada ku waktu dulu masih ada. Aku tidak cukup berani mengajaknya ketempat yang biasa dan standar aku datangi, karena dia berbeda sekarang jauh daripada aku untuk itu aku merasa minder untuk memintanya bertemu dengan aku, dulu aku merasa aku dan dia adalah “beauty and the beast” dan masih merasa seperti itu sampai sekarang, aku tak cukup punya nyali untuk bertemu dengannya walau kita satu kota pun, tapi aku juga tak akan membiarkannya terlebih dahulu menghubungi ku untuk meminta bertemu, karena sekali lagi itu akan membuatku tambah merasa bersalah. Kenapa aku ayang jahat seperti itu dan dia masih saja sangat baik dengan aku.

Mungkin kata-kata maaf tidak akan cukup dengan segala apa yang aku perbuat terhadappmu waktu zaman SMA dulu, aku merasa bersalah sungguh. Kali ini sebelum kita lebih menjauh lagi akan ku coba perbaiki lagi, mengumpulkan nyali lagi, untuk mengajak kamu”yuk main bareng” dan menjelaskan segala sesuatu yang aku pikir belum tuntas dari dulu..
Semoga kamu baik-baik saja dan bahagia dengan teman-teman kamu yang sekarang, semoga cita-citamu itu benar-benar tercapai...
J