Kamis, 29 Mei 2014

Perjuanganku untuk Anak Cucuku Nanti :)



Tak ada yang tau seberapa jahatnya dunia yang mereka anggap surga ini.
Saya sekarang berpijak di suatu negara yang konon katanya di takuti oleh  negara adikuasa. Mereka bilang tanah air saya ini ‘Raksasa yang sedang Tidur’. Jujur merinding saya mendengarnya. Lalu kapan raksasa ini akan bangun? Tidak seorangpun tau akan takdir masa depan nanti. Yang saya khawatirkan bagaimana jika generasi saya diberi tugas untuk membangunkan raksasa ini. Iya kita, para generasi yang lahir di tahun 90-an. Apakah kalian siap? Secara tidak langsung semua permasalahan yang ada sekarang ini menjurus pada kewajiban kita sebagai menganggu tidurnya sang Raksasa besar ini. Kemudian raksasa ini akan menyentil negara adikuasa dengan mudahnya, lalu 1 bulatan bumi ini akan menjadi milik sang raksasa tidur. Imajinasi saya tak sampai, membayangkan bagaimana nantinya kekhawatiran saya itu benar-benar terjadi. Seharusnya tak perlu khawatir, tapi saya merasa kecil untuk dapat melakukannya.
Generasi 90-an, generasi yang buta akan kemerdekaan yang sesungguhnya, generasi yang belum cukup umur untuk mengerti apa yang membuat negara ini tidur. Kemudian diamanahi untuk membangunkan tidurnya sang Raksasa ini. Apa yang dapat kita berbuat? Kalau memang benar ramalan-ramalan orang-orang kuno dulu terjadi, maka sekarang adalah zaman yang benar-benar membutuhkan satriya yang dapat mengubah nasibnya sang Raksasa ini.
Saya generasi 90-an, 97 lebih tepatnya, saya merasa masih belia untuk dapat menggenggam senapa, melempar bom, mengatur siasat, dan menyetir  mobil baja untuk menghadapi musuh negaraku ini. Saya tak tau apa salah saya sehingga saya di beri tugas untuk membangunkan sang Raksasa ini. Yang dapat saya  katakan sekarang adalah, mungkin ini tugas yang diberikan oleh para mbah buyutku yang dulu mati-matian berjuang merebut kemerdekaan.  Mungkin ini kiranya warisan yang diberikan kepada saya. Tapi rasanya tak adil? Iyakan?
Selanjutnya saya mulai berpikir kembali, kurang adil apanya duniamu ini mut, apakah kamu nantinya tega jika ketika kamu telah tua nanti, tak ada yang mengurusmu. Karena anak cucumu sedang berperang melawan penjajah yang kesekian kalinya.  Tak kan ada yang menemani tidur malammu karena anak cucumu bersiaga didepan pintu agar tak ada yang berani menyentuh kulit keriputmu. Perjuanganmu harus kamu lakukan dari sekarang, sebelum tak ada lagi yang menjagamu di hari tuamu nanti. Jika Tuhan berkehendak, lebih baik berjuang sekarang dan mati sekarang dari pada tak mau berjuang sekarang dan tak ada yang menunggu pemakamanmu ketika kamu mati nanti karena anak cucumu sedang bergerilya melawan musuh negaramu yang harusnya kamu tumpaskan ketika kamu masih muda.
Demi apapun itu, apa yang aku tulis sekarang, apa yang aku pikirkan sekarang, dan apa yang aku lakukan sekarang semata-semata hanya untuk menjaga masa depan anak cucuku di masa depan. Walaupun mereka belum ada sekarang  ini, tapi aku merasa yakin, aku akan mendapatkan mereka maka dari sekarang akan ku perjuangkan masa depan mereka. Kali ini aku memilih persimpangan jalan kiri dalam konteks negara. Karena dalam konteks inilah adalah tempat yang strategis untuk menjamin masa depan anak cucuku.
Dari Ibu atau Nenekmu
Muji Lestari
Jumat, 30 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar