Sabtu, 06 Juni 2015

PERENUNGAN FILM FIKSI ILMIAH

it's about my life, what i am thinking about my real life, the meaning of my really life right now.

aku baru saja menonton film yang pasti kalian tau, interstallar, suatu karya imajinasi manusia tentang arti dan kekuatan gravitasi sebenarnya,  i don't know, how are people can  imagination like that.. itu adalah suatu imajinasi yang sangat rumit ditemukan menurut saya. banyak film produksi luar negeri terutama produksi amerika, inggris, dan negara barat lainnya yang dapat membuat film semacam itu. menurut ku itu sungguh luar biasa. aku sering berpikir bahwa kehidupan imajinasi manusia itu lebih luas dari kehidupan yang nyata itu sendiri. mereka bisa berpikir apapun yang ingin mereka pikirkan, dan dapat membayangkan apapun segala sesuatu yang ingin mereka lihat di imajinasinya. it's amazing..
pertanyaan terbesarku dari sekian banyak film fiksi ilmiah yang kadang-kadang dapat menggoyahkan keyakinan kita selama ini, film-film yang diproduksi oleh otak-otak orang barat. bagaimana mereka dapat berpikir sejauh itu? senakal itu dan seliar itu? kemudian bagaimana mereka dapat menuangkannya dalam bentuknovel ataupun film yang sangat luar biasa. jika dilihat kebanyakan film fiksi dari hollywood adalah film fiksi ilmiah, yang mana itu didasarkan atas teknologi, kemajuan zaman, dan teori-teori alam. itu sungguh menakjubkan bagi saya jika semua khayalan di film benar-benar menjadi nyata. bagaimana orang-orang barat dapat berpikir bahwa dunia ini memiliki berbagai dimensi waktu, manusia dapat menembus dimensi waktu, atau populasi manusia yang merupakan suatu percobaan ilmiah atau apapun itu? bagaimana mereka bisa berpikir sejauh itu? jika itu berdasarkan atas imajinasi yang kemudian di telaah apakah itu bisa menjadi nyata ataupun observasi imajinasi, kemudian mencari data-data pelengkap agar imajinasi itu dapat diterima secara ilmiah, lalu dari mana asal imajinasi itu muncul.
otak adalah bagian tubuh yang pandai mengingat-ingat sesuatu atau merekam sesuatu, secara tidak sadar sebenarnya kebanyakan imajinasi yang mereka mimpikan merupakan refleksi dari apa yang pernah mereka pikirkan ataupun apapun yang pernah mereka lihat atau mendengarnya. lalu bagaimana imajinasi itu muncul dengan begitu menakjubkannya? bagaimana orang barat dapat melakukan  itu?
jika kalian bertanya-tanya mengapa film indonesia atau film negara-negara timur tidak seperti film negara-negara barat yang begitu imajinatif tetapi ilmiah. mungkin hipotesisi saya dapat menjadi bahan pertimbangan. dilingkungan negara barat, agama menjadi pilihan mereka, mereka tidak beragama atau kah mereka ingin memeluk suatu agama, itu telah menjadi hal biasa, tak sedikit orang-orang negara barat yang tidak memiliki pedoman agama ataupun percaya oleh adanya tuhan. bukan hanya sekedar tidak percaya tuhan, tetapi di dunia barat sana, orang yang tidak mengenal agam seakan-akan sudah menjadi hal yang wajar atau dengan kata lain telah membudaya hingga merasuk ke dalam dirii dan anak cucu mereka. oleh karena itu banyak orang-orang barat yang dapat berimajinasi seperti film-film fiksi ilmiah yang menakjubkan mereka. karena mereka didalam diri mereka tidak sedikitpun merasa memiliki batasan untuk hidup. mereka sama sekali tidak mengenal kuasa tuhan atau hukum-hukum langit yang membuat pengetahua mereka dan imajinasi mereka terbatas oleh keyakinan-keyakinan agama.
berbeda dengan budaya timur, terutama Indonesia, masih belum sanggup untuk memproduksi dan mengimajinasi film demikian karena apa, didalam darah daging mereka ada keyakinan Tuhan itu ada. entah itu orang yang tidak menjalankan perintah agamanya, entah sekalipun orang itu tidak percayya adanya tuhan tetapi budaya bahwa Tuhan itu ada telah mendarah daging di dalam hati masing-masing. maka dari itu secara tidak sadar imajinasi kita tidak sampai pada sejauh imainasi orang-orang barat atau terbatas pada keyakinan norma-norma agama yang telah mendarah daging di kebudayaan hidup serta rutinitas hidup kita. oleh itu sebabnya film-fiilm indonesia lebih menekankan aspek perasaan daripada cerita fiksi yang ilmiah namun liar. orang-orang timur percaya tentang adanya Tuhan dan keyakinan itu telah mendarah daging di hati kecil kita sendiri-sendiri secara tidak sadar.
is't cool

Jumat, 05 Juni 2015

SORE INI BUKAN SORE KU



semua berkisah tentang kehidupan, semua berkisah tentang kepentiingannya yang ingin dilihat orang lain. tak ada yang pernah benar-benar mendengar dan tak hanya mengucapkan belas kasih ataupun dukungan semangat, semua manusia sayangnya begitu, dan pendengar yang paling baik hanyalah Allah.

Kali ini sungguh apa yang kulakukan aku tak tau, setidaknya sehari ini aku sama sekali tidak keluar kos ku ini. semua berjalan dengan berantakannya ketika aku menutup diri untuk tidak mengejar matahari. sama sekali aku tak ingin beranjak dari tempat nyamanku sekarang, hanya menikmati kenyamanan sesaat itu, dan saya sadar itu sebenarnya hanyalah sesaat tetapi tetap saya kejar dan jalani.seperti ini semua orang kah? terkadang saya merasa istimewa dengan segala kekurangan saya. kisah-kisah saya hanyalah bualan yang sedikit di dramatisir, akan tetapi sebenarnya saya sangat yakin bahwa sebenarnya setiap manusia memiliki kisah hidup atau cerita hidup yang inspiratif dan tidak pernah di alami oleh orang lain, akan tetapi manusia itu sendiri tak sadar bagian mana kisah hidupnya yang inspiratif, karena mereka tak memiliki tolak ukur yang pasti bagaimana kisah inspiratif itu, mengapa demikian? karena di setiap diri kita sendiri tidak pernah merasakan menjadi diri orang lain, oleh karena itu diantara kita sering kesulitan mencari kisah hidup kita.

aku hidup di lingkungan serba super, dan aku sebenarnya bukanlah orang super. maka itu aku adalah orang yang paling tidak super di antara orang super-super itu. pada awalnya aku meyakini bahwa setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk hidup. tetapi hingga saat ini aku sulit untuk tidak mengikuti hidup orang lain, membandingkan cara dia dan cara mereka untuk hidup. aku sendiri bukanlah orang yang patut untuk di beri perlakuan layaknya orang besar, karena aku masih belajar menjdai orang seperti itu. dan waktu serta proses untuk menjadi prang yang demikianlah yang tak bisa aku tahan, merasa kesal dan ingin keluar dari tradisi itu.

seperti ada orang lain di dalam diriku sendiri. ketika aku memulai percakapan dengan diriku sndiri bahkan tak jarang menjadi perdebatan di dalam diriku sendiri, sungguh aku pun masih tak mengerti itu bisa terjadi. begitu itu terjadi aku sendiri pun tak tau aku ada di pihak siapa. mungkin benar ilustrasi film yang terkadang menampilakn sisi malaikat dan sisi setan di dalam diri kita sendiri, maka berarti ketika kita mulai hidup di dunia ini sebenarnya kita sudah dibekali malaikat dan setan untuk menjaga dan menguji kita sebagai manusia.

sungguh aku bukan orang religius, bahwa aku tak begitu mengerti tentang beberapa hal yang di ajarkan oleh agamaku, ini jelas murni kesalahanku, karena aku tak memilih untuk menekuni dunia itu. tapi sungguh aku sedang ingin mencoba. beribu kali dan terlampau sering aku malu dengan orang lain, diriku sendiri, dan semua orang lain di luar diriku. aku malu dengan coverku yang terlalu menipu mereka. ini bukan aku? lalu mau bagaimana lagi, jika kamu lah yang secara jelas berada di sana.

rasanya iingin sekali berkunjung ke gurun pasir, hamparan pasir yang begitu luas... kemudian aku hanya berdiri sendiri, memutar-mutarkan badan, tidak untuk mencari orang akan tetapi mencari udara segar yang menyejukkan di tengah terik debu dan matahari. rasa akku ingin kembali lagi ktika aku baru saja ddilahirkan dan aku telah belajar dari hidupku yang sebelumnya, kemudia aku menjdai lebih baik. tetapi itu semua hanya di dunia imajinasiku yang tak kenal bumi itu bulat ataupun ada batasan waktu. imajinasiku lebih luas dari sejauh mataku memanda sekarang ini.

pernahkan kau berpikir untuk hidup didalam mimpi.. aku baru saja berpikir begitu, kemudian aku kembali berpikir bahwa jika aku hanya hidup di mimpi maka aku tak perlu badan ini. maka jangan sekali-kali berpikir demikian.