Hai..!
I
am okay
Entah
mengapa kata itu sering aku ucapkan setelah aku menonton satu film tentang
kanker. Heh.. lucunya tapi disisi lain aku selalu merasa bahwa ada yang tidak
beres didalam tubuhku ini, dalam segi medis atau mungkin rohani, tapi aku tak
tau apa itu.
Aku
baru saja mendapat kabar tak enak. Bukan masalah kesehatan ini mengenai
pendidikan yang sedang aku perjuangkan sekarang. Mungkin aku sudah ceritakan
sebelumnya kalau aku sekarang telah berada di bangku perkualiahan, lihatlah
anak jebolan aksel di SMP dan SMA di lepaskan di dunia pendidikan yang
sebenarnya. Di dunia pendidikan yang mayoritas, bukan minoritas seperti aksel.
Temanku pernah berkata, sesuatu yang gila adalah sesuatu yang keluar dari mayoritasnya,
dan dari kalimat itu entah mengapa saya sekarang merasa bahwa dulu saya gila.
Kabar
tak enak itu benar-benar tak enak, kau tau bagaimana rasanya jadi anak kuliahan
dengan modal beasiswa penuh, ya begitulah rasanya seperti ini ditelan bumi saja.
Apa yang aku lakukan di semester ini aku juga tak tau, aku tak sibuk
organisasi, aku tak ada masalah dengan percintaan, tak punya pacar jadi
seharusnya tak ada beban yang berat yang dapat membuat aku fatal di dunia sekolahku. Mungkin kali
ini aku benar-benar hancur, aku sudah berfirasat ini di awal semesterku ini,
tapi tak begitu aku perdulikan.
Dan
akhirnya apa yang aku lakukan 1 semester yang lalu membuahkan hasil. Kau tau
bagaimana merasanya berada di tingkat rangking terendah, benar-benar terendah di
saat kamu dipandang yang paling menakutkan dan terbaik. Yah itulah kenyataannya
yang sedang aku hadapi sekarang. Aku baru saja benar0benar merasakan bagaimana
hancurnya perasaanmu ketika ada nilai yang sangat fatal ada di transkrip
nilaimu. Itu sangat menyedihkan. Meskipun belakangan aku tau aku tak sendrian
menghadapi nilai itu, tapi tetap saja rasanya sakit.
Sekarang
aku baru sadar aku tak bisa menyia-nyiakan waktuku walau hanya sedetikpun untuk
kesenanganku semata, setiap detik itu adalah perjuangan hidup. aku dulu di
kelas minnoritas yang aku sebutkan tadi, yang mana tak ada masalah jika kamu
melakukan hal yang bodoh dan kamu senangi dan melupakan kewajibanmu belajar,
toh nanti hasilnya akan tetap dipercantik untuk menambah minat lagi di kau
minoritas itu, sehingga daling berebut kursi. Kini aku tak bisa mengandalkan
apa yang disebut “katrol” itu. Itu sama sekali tak bekerja di duniaku yang
sekarang. Apa aku program gagal? Bukan kelompok tetapi secara individu. Secara
pribadi.
Mungkin
lebih baik aku sarankan untuk orang-orang kaum minoritas seperti aku ini untuk
hargailah waktumu setiap saat, mungkin dunia sebelumnya kamu hebat, kuat,
santai, tanpa memikirkan nilai dan semacamnya karena akan selalu ada peri kecil
yang akau mengubah nilai test mu yang tertulis 0 menjadi 10 di raport. Jangan
terlalu berkhayal seperti ini di dunia perkualiahan, karena kau akan berjuang
dengan mereka-mereka yang dulunya kaum mayoritas. Benar-benar pergunakan
waktumu yang memberi kamu kesempatan yang lebih. Sehingga kamu bisa melakukan
apapun yang kau mau lakukan. Aku sangat sedih mendengar kabar dari temanku
mengenai nilai yang menjijikan ini, tapi itu sudah dituliskan di daftar nilaiku
dan aku dikirimkan kepada orangtuaku. Huh L aku tak bisa membayangkan aku yang akan dikatakan
kedua orang tua ku setelah mereka menerima surat transkrip nilaiku itu. Dan
mereka akan menerima beberapa bulan lagi.
Aku
sesegera mungkin menulis tulisanku ini untuk kubagikan kepada kalian sebelum
aku lupa akan kesedihanku ini. kau tau? Setelah aku menerima kabar buruk itu
aku menonton film yang aku berharap itu akan sangat menyedihkan dan membuatku
menangis untuk meluapkan kesedihanku, tapi nyatanya itu juga tak bekerja. Aku
tidak menangis. AKU TIDAK MENANGIS ATAS HASIL DARI HAL BURUK YANG PERNAH AKU
LAKUKAN. Heh memang batu hati ini. kini aku dirumah, mungkin cukup aku tak
perlu tau banya berita yang ada diluar sana, aku cukup terpukul dengan 1 nilai
yang keluar ini. keluar dari zona aman.
Bersama
kesedihan ini aku ingat satu hal yang tak pernah aku lupakan. Bahwa aku pernah
melewati masa sekolah selama 2 tahun di SMP dan 2 tahun di SMA, dan itu sangat
lucu jika dibandingkan dengan aku yang sekarang telah keluar dari kaum
minoritas itu dan harus bersaing dengan kaum mayoritas.
I
am okay
Good
bye