Jumat, 30 Mei 2014
SELAMAT
DUNIA !!
Rasanya
saya ingin segera lari dari takdir hidup saya, yang harusnya saya ini mengetik
untuk laporan tap kali ini saya selingkuh dengan tulisan liar saya yang mampu
mebuang samaph-sampah dari otak saya. Awalan ini saya tulis untuk menunjukka
betapa penatnya saya akan tugas saya sebagai mahasiswa, khususnya dengan
laporan. Dengan saya meliarkan pikiran saya ini semoga akan menjadi lebih baik
kinerja otak saya. Akan tetapi jangan takut menjadi seperti saya, yang gila dan
selalu penat dengan tugas laporan yang menumpuk. Karena pada dasarnya saya
hanya seorang remaja yang masih ingin bermain dengan kehidupan saya.
Awalan
yang kurang baik untuk dibaca. Tak apa.
Kali
ini saya akan menulis tentang apa yang ingin saya tulis, secara spotan
jari-jari saya dengan cepat mengetik kata, kalimat, dan paragraf semaunya saya.
Biar saja otak dan tangan saya liar seliar-liarnya.
Saya
gundah, gusar, bingung, tak tau harus berbuat apa. Saya sering benci dengan
saya sendiri, dengan kebodohan saya yang sering saya lakukan, dengan kemunafikan
saya yang sering saya tunjukkan ketika saya didepan kaca. Apa bedanya saya
dengan baliho besar dipinggir jalan, yang hanya memperlihatkan baiknya dan
menyembunyikan buruknya. Bagaimana saya menjadi seorang pribadi yang baik,
dengan cara apa saya menemukan jalan hidup saya sendiri tanpa ada arah panah
yang dibuatkan oleh orang lain. Saya ingin mencari jalan saya sendiri, terlepas
dari segala urusan yang harusnya tak tergantung didepan mata saya.
Beberapa
hari yang lalu saya membaca buku tentang seorang demostran terkenal Indonesia
pada era 60-an, tentunya namanya sudah tak asing bagi para aktivis mahasiswa. Namanya
begitu menggema di sepanjang zaman. Termasuk era saya yang tergolong berjarak
jauh dengan kelahirannya. Ia lah Soe Hoek Gie, siapa yang tak kenal beliau. Saya
pun juga terkesima dengan beliau. Tapi sayang, itu dulu. Andaia beliau hidup di
zaman ku yang sekarang ini. Rasanya akan saya buntuti terus beliau kemanapun
perginya. Apa yang terkenal dari beliau? Idelismenya? Penggerak demostran tahun
66? Tulisan-tulisannya yang menggelitik? Tak cukup itu tapi juga semua cerita
hidupnya yang menarik untuk disungguhkan sebagai sarapan pagi seorang
mahasiswa.
Saya
jatuh cinta pada Beliau, sayangnya beliau telah tiada lama sebelum saya
dilahirkan. Bagaimana bisa saya bisa jatuh cinta dengan orang yang telah lama
meninggal dnuia sebelum ada anda lahir didunia ini? Ini uniknya beliau, dapat
menumbuhkan cinta kepada para cucu-cucunya meskipun ia telah mati. Sungguh
bagaimana Tuhan menciptakan manusia seperti beliau. Tunggu dulu, saya tak
sefanatik itu, saya tau batasan-batasannya. Ini hanya sekedar perasaan kagum
dan rindu akan sosok seperti beliau. Dan kali ini saya menemukan sesorang yang
sepertinya sangat terinspirasi dari beliau, Soe Hoek Gie.
Tak
mungkin saya menyebutkan namanya disini. Jujur saya tertarik dengan dia. Semenjak
melihat bagaimana rasa tak sabarnya ia berceloteh dengan para petinggi negara
di awal kehidupan barunya. Jelas tergambarkan. Sial!! Apa-apaan ini.
Setelah
hibernasinya, kali ini ia sepertinya mulai bangun. Ia tunjukkan dirinya yang
sebenarnya, tapi sayang ia tak seberani yang saya pikirkan. Saya tau di
terisnpirasi dari sosok anda, Gie.
Betapa saya senang anda seseorang yang begitu kagum dengan anda. Dari buku
yang saya baca tentang anda, Gie. Anak ini bahkan hampir semuanya mirip dengan
anda. Bagaimana saya bisa berkata-kata dengan jelas mendiskripsikannya. Sulit. Jika
saya hidup dimasa anda berjuang Gie. Saya pastikan saya yang akan terus
membuntuti anda kemanapun anda pergi.
Bedanya
kalian berdua hanya berbeda zaman dan berbeda cara menyampaikan keluh kesah
kalian.
-Saya merasa kecil ketika saya
berada di depan kaca yang besar-