Aku selalu mengingat Bulan
maret dan semua memoriku yang lama terpanggil.
Kali ini rasanya aku
ingin benar-benar sendir saja. Yang harus ku akui adalah aku selalu meminta
yang lebih setiap aku diberikan suatu kenikmatan. Terkadang aku sering mengabaikan hal-hal yang
selalu ada untukku dan mencari yang lain yang ku anggap akan lebih berharga. Aku
selalu berkelana dimanapun ku berada hingga akhirnya aku sadar tak ada satupun
tempat untukku bersandar. Ketika aku pergi dan kemudian kembali lagi rasanya
berat untuk melupakan kesalahanku aku pernah meninggalkannya. Dan hingga aku
sadari, aku tak pernah punya sandara. Aku hanya selalu mengingat kalau aku
datang kepadanya hanya untuk merengek dan berkesah kepadanya. Kemudia setelah
dia ingin merengek kepadaku sering saja aku acuhkan lalu kutinggalkan demi urusanku
sendiri. aku tak menyangka aku menjadi teman yang sangat seegois ini.
penyesalan memang datangnya diakhir. Dan semua itu sudah terlanjur dengan
indah. Aku kali ini hanya mengharapkan kau tak akan punya teman sepertiku lagi.
Biarkan aku tetap berkelana entah sampai kapan aku tak tahu.
Setiap aku sendiri aku
selalu merasa menjadi orang asing di dunia ini. seperti hanya mereka yang
pantas bersenang-senang dengan teman-temannya dan aku memang pantas berjalan
sendiri. sejujurnya aku tidak ingin terbiasa sendiri, karena ketika aku bersama
banyak orang aku akan merasa canggung dan menjadi aneh. Aku selalu ingin
menjadi diriku sendiri tapi nampaknya diri selalu ingin membandingkan diri
dengan orang lain. Terkadang aku tak yakin apakah kesendirian seperti akan
berdampak baik kepadaku. Namun jika aku sendiri seakan-akan aku tak memiliki
batas untuk melakukan apapun yang ingin aku lakukan.
Jika kau tanya apakah
aku punya sahabat, mungkin aku akan bertanya sahabat itu apa? Walaupun dulu aku
sangat mengaung-agungkan sahabat tapi sekarang aku sama sekali tak
merasakannya. Entah apa yang salah dengan kepribadianku yang seperti ini.
Aku datang
menghampirimu, kita bersama untuk beberapa waktu, sering tertawa dan mengejek
satu sama lain, kemudian aku mulai tak tampak lagii dan terus berlari dengan
keinginanku. Hingga akhirnya aku menemukan orang lain yang bisa mengantarkanku
kepintu itu, aku mulai lupa denganmu. Kau sering sendiri dan bingung akan
bercerita kepada siapa dan aku hanya melihatmu dari kejauhan tanpa ada
keinginan untuk mendekat. Lalu aku jenuh dengan inginanku dan ingin kembali
kemasa lalu, tapi setelah aku kembali ku melihat ternyata kau telah menemukan
orang yang lebih menghargaimu daripada aku, sulit bagi aku untuk mendekat dan
mengucapkan perkataan maaf kepadamu. Betapa bodohnya anak bolang yang satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar