Jumat, 11 Maret 2016

#MARETME



Aku selalu mengingat Bulan maret dan semua memoriku yang lama terpanggil.
Kali ini rasanya aku ingin benar-benar sendir saja. Yang harus ku akui adalah aku selalu meminta yang lebih setiap aku diberikan suatu kenikmatan.  Terkadang aku sering mengabaikan hal-hal yang selalu ada untukku dan mencari yang lain yang ku anggap akan lebih berharga. Aku selalu berkelana dimanapun ku berada hingga akhirnya aku sadar tak ada satupun tempat untukku bersandar. Ketika aku pergi dan kemudian kembali lagi rasanya berat untuk melupakan kesalahanku aku pernah meninggalkannya. Dan hingga aku sadari, aku tak pernah punya sandara. Aku hanya selalu mengingat kalau aku datang kepadanya hanya untuk merengek dan berkesah kepadanya. Kemudia setelah dia ingin merengek kepadaku sering saja aku acuhkan lalu kutinggalkan demi urusanku sendiri. aku tak menyangka aku menjadi teman yang sangat seegois ini. penyesalan memang datangnya diakhir. Dan semua itu sudah terlanjur dengan indah. Aku kali ini hanya mengharapkan kau tak akan punya teman sepertiku lagi. Biarkan aku tetap berkelana entah sampai kapan aku tak tahu.
Setiap aku sendiri aku selalu merasa menjadi orang asing di dunia ini. seperti hanya mereka yang pantas bersenang-senang dengan teman-temannya dan aku memang pantas berjalan sendiri. sejujurnya aku tidak ingin terbiasa sendiri, karena ketika aku bersama banyak orang aku akan merasa canggung dan menjadi aneh. Aku selalu ingin menjadi diriku sendiri tapi nampaknya diri selalu ingin membandingkan diri dengan orang lain. Terkadang aku tak yakin apakah kesendirian seperti akan berdampak baik kepadaku. Namun jika aku sendiri seakan-akan aku tak memiliki batas untuk melakukan apapun yang ingin aku lakukan.
Jika kau tanya apakah aku punya sahabat, mungkin aku akan bertanya sahabat itu apa? Walaupun dulu aku sangat mengaung-agungkan sahabat tapi sekarang aku sama sekali tak merasakannya. Entah apa yang salah dengan kepribadianku yang seperti ini.
Aku datang menghampirimu, kita bersama untuk beberapa waktu, sering tertawa dan mengejek satu sama lain, kemudian aku mulai tak tampak lagii dan terus berlari dengan keinginanku. Hingga akhirnya aku menemukan orang lain yang bisa mengantarkanku kepintu itu, aku mulai lupa denganmu. Kau sering sendiri dan bingung akan bercerita kepada siapa dan aku hanya melihatmu dari kejauhan tanpa ada keinginan untuk mendekat. Lalu aku jenuh dengan inginanku dan ingin kembali kemasa lalu, tapi setelah aku kembali ku melihat ternyata kau telah menemukan orang yang lebih menghargaimu daripada aku, sulit bagi aku untuk mendekat dan mengucapkan perkataan maaf kepadamu. Betapa bodohnya anak bolang yang satu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar