Sabtu, 22 Februari 2014

PERTANYAAN DINI HARI



Kita manusia, kita makhluk biasa, kita tidak bisa tembus pandang, menembus pintu ataupun dinding, dan kita hanya  terdiri dari jutaan bahkan milyaran sel. Manusia itu koloid begitu kata dosen kimia saya. Manusia itu hanya turunan dari tanah yang kemudian sedikit ditambah keanugerahan yang lebih. Jelas manusia hanya bongkahan daging, yang saling saling bekerjasama membentuk sistem yaitu kehidupan bumi. “Human is Thinking animal” (Yahya, 2013). Manusia sama halnya dengan tumbuhan, hewan, bakteri, virus, dan debu. Hanya saja manusia mempunyai sel-sel otak yang berkembang dengan baik sehingga dapat berpikir lebih baik daripada makhluk lain dibumi ini. Itu menurut manusia dengan bahasanya sendiri. Akan tetapi apakah kalian pernah berpikir bahwa hewan juga mempunyai keyakinan itu didalam otaknya, artinya dirinya juga merasa bahwa dia adalh makhluk yang juga dapat berpikir seperti manusia bahkan lebih baik, buktinya apa yang hewan bicarakan tidak banyak manusia yang tau artinya. Itu pun menurut hewan sendiri, begitu pula makhluk lainnya.
Akan tetapi, hewan, tumbuhan, virus, ataupun bakteri tidak mempunyai ‘sertifikat’ untuk predikat tersebut. Manusia memilikinya, yaitu pernyataan ayat di kitab suci, Al-Quran.  Manusia sangat jauh berbeda dengan malaikat. Manusia selalu memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan, dosa. Tapi apakah kita tau batasan dosa itu seperti apa? Batasan yang menurut kita itu hal yang remeh, hal yang kecil yang sering kita abaikan. Selain manusia yang memiliki otak atau akal pikiran manusia juga mempunyai perasaan, entah itu sebenanya terletak di otak, dihati, atau dimana. Kalau pun di otak mengapa rasanya sering terjadi kontradiksi antara pikiran yang ada di otak dan perasaan. Kalau pun dihati, hati mana yang sebenarnya memiliki fungsi fisiologi untuk merasakan, bukan hati untuk mentralisisr racun?  Lalu dimana letak perasaan secara konkret?
Hati? Perasaan? Otak ? berpikir? Akal? Dan semuanya itu, apakah dalam satu kesatuan yang benar-benar ada? Benar-benar ada?
Manusia tidak sama dengan malaikat. Jelas. Apa yang membedakan?  Anugerah yang diberi kan? Kenapa dengan anugerah antara manusia dan malaikat? Beda porsinya?  Lalu mengapa Maha Pencipta membedakan porsi tersebut?
Apa yang diharapkan dari manusia yang hidup dimuka bumi ini? Untuk melakukan dosa? Atau untuk menebar kebaikan semata? Lalu mengapa Sang Maha Pencipta menciptakan sistem kehidupan ini? Mulai dari rahim seorang malaikat bumi, kemudian terlahir di dunia yaitu bumi, kemudian mati dialam kubur, kemudian di dunia akhirat. Mengapa harus berurutan seperti itu? Kenapa tidak manusia tidak sistem ini tidak ada, manusia tidak ada sehingga tiddak ada dosa dan pahala serta neraka dan surga pun tak ada. Mengapa tidak semua langsung berada disurga ? mengapa harus mulai dari dunia kandungan dulu, lalu bumi,lalu dan seterusnya.. banyak yang bilang apa yang terjadi sekat=rang merupakan dampak dari sejarah masa lalu. Apakah semua sistem ini hanya takhayul sejak zaman purba dan kemudian turun temurun dan mendarahdaging?
Semua misteri itu tak dapatdijawab. Semua pertanyaan tadi sulit untuk diungkapkan secara konkret, jelas, rasional tanpa adanya unsur imajinasi. Pertanyaan itupun bukan bermaksud apa-apa. Saya hanya ingin mengutarakan apa yang ada dipikiran saya setelah jenuh beajar untuk UAS ( L ). Tidak ada maksud apa-apa yang menulis hal yang demikian. Mungkin banyak yang memiliki pertanyaan seperti saya diatas. Dan menurut saya pertanyaan tersebut tak perlu dijawab. Karena pertanyaan tersebut riskan akan subjektifitas, sulit dijawab secara objektif. Dengan berbagai macam idealisme para manusia di muka bumi ini. Namun jujur, pertanyaan itu benar-benar menjadi misteri dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar